Latihan Routing Statis (Static Routing) dengan 3 Router pada Cisco Packet Tracer dan Penjelasannya

 


Apa itu Routing Statis?

Routing statis adalah metode konfigurasi routing di mana administrator jaringan secara manual menentukan jalur yang akan dilalui paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Berbeda dengan routing dinamis yang secara otomatis mempelajari jaringan, routing statis memerlukan konfigurasi yang lebih detail.

Mengapa Menggunakan Routing Statis?

·       Jaringan Kecil: Cocok untuk jaringan kecil dengan topologi yang stabil dan tidak sering berubah.

·       Kinerja Tertentu: Dapat digunakan untuk mengontrol lalu lintas dan memprioritaskan jalur tertentu.

·       Keamanan: Dapat digunakan untuk membatasi akses ke jaringan tertentu.

Keuntungan dan Kerugian Routing Statis

·       Keuntungan:

o   Sederhana untuk dikonfigurasi.

o   Mudah diprediksi.

o   Kinerja yang dapat diandalkan untuk topologi yang stabil.

·       Kerugian:

o   Membutuhkan banyak konfigurasi manual jika topologi jaringan sering berubah.

o   Tidak fleksibel untuk jaringan yang kompleks.

o   Tidak dapat secara otomatis menemukan jalur alternatif jika ada link yang gagal.


Berikut Langkah-langkah untuk memulai Konfigurasi Static Routing pada Cisco Packet Tracer



Peralatan yang dibutuhkan:
  • 3 Buah Router-PT
  • 3 Buah Switch-PT
  • 3 Buah PC-PT

Media transmisi antar perangkat:
  • Antar Router menggunakan Kabel DCE dengan Clock rate 64000 pada salah satu ujungnya.
  • Antara Router dengan Switch menggunakan Kabel UTP Straight Through
  • Antara Switch dengan PC menggunakan Kabel UTP Straight Through

Berikut Langkah Konfigurasi:

ROUTER JAKARTA

Router>enable

Router#config terminal

Router(config)#interface serial 2/0

Router(config-if)#ip address 10.10.10.9 255.255.255.252

Router(config-if)#clock rate 64000

Router(config-if)#no shutdown

Router(config)#int fa0/0

Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0

Router(config-if)#no sh

Router(config-if)#exit


ROUTER BANDUNG

Router>enable

Router#conf t

Router(config)#int se2/0

Router(config-if)#ip address 10.10.10.10 255.255.255.252

Router(config-if)#no sh

Router(config-if)#exit

Router(config)#int se3/0

Router(config-if)#ip address 11.11.11.9 255.255.255.252

Router(config-if)#clock rate 64000

Router(config-if)#no sh

Router(config-if)#exit

Router(config)#int fa0/0

Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0

Router(config-if)#no sh

Router(config-if)#ex

 

ROUTER SURABAYA

Router>enable

Router#config terminal

Router(config)#interface serial 2/0

Router(config-if)#ip address 11.11.11.10 255.255.255.252

Router(config-if)#no shutdown

Router(config)#int fa0/0

Router(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0

Router(config-if)#no sh

Router(config-if)#exit

 

KONFIGURASI PC

PC0

PC1

PC2


KONFIGURASI ROUTING

ROUTER JAKARTA

Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.252 10.10.10.10

Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.252 10.10.10.10

Router(config)#ip route 11.11.11.8 255.255.255.252 10.10.10.10

 

ROUTER BANDUNG

Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.252 10.10.10.9

Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.252 11.11.11.10

 

ROUTER SURABAYA

Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.252 11.11.11.9

Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.252 11.11.11.9

Router(config)#ip route 10.10.10.8 255.255.255.252 11.11.11.9



PENJELASAN

Konfigurasi yang di atas mendemonstrasikan pengaturan static routing (routing statis) pada tiga router Cisco Packet Tracer (Jakarta, Bandung, dan Surabaya). Berikut penjelasannya selangkah demi selangkah:

1. Konfigurasi Interface:

  • Router Jakarta:
    • interface serial 2/0: Interface serial ini terhubung ke Router Bandung.
    • ip address 10.10.10.9 255.255.255.252: Alamat IP dan subnet mask untuk interface serial 2/0. Subnet mask /30 ini menunjukkan bahwa hanya ada dua alamat IP yang tersedia untuk link point-to-point ini (10.10.10.8 dan 10.10.10.9).
    • clock rate 64000: Perintah ini penting untuk interface serial DCE (Data Communication Equipment). Biasanya hanya dikonfigurasi pada salah satu ujung link (dalam hal ini, Jakarta).
    • interface fa0/0: Interface FastEthernet ini terhubung ke jaringan lokal Jakarta.
    • ip address 192.168.1.1 255.255.255.0: Alamat IP dan subnet mask untuk interface FastEthernet. Ini adalah gateway untuk jaringan 192.168.1.0/24.
  • Router Bandung:
    • interface se2/0: Terhubung ke Router Jakarta.
    • ip address 10.10.10.10 255.255.255.252: Alamat IP untuk interface serial 2/0.
    • interface se3/0: Terhubung ke Router Surabaya.
    • ip address 11.11.11.9 255.255.255.252: Alamat IP untuk interface serial 3/0.
    • interface fa0/0: Terhubung ke jaringan lokal Bandung.
    • ip address 192.168.2.1 255.255.255.0: Alamat IP dan subnet mask untuk interface FastEthernet. Ini adalah gateway untuk jaringan 192.168.2.0/24.
  • Router Surabaya:
    • interface serial 2/0: Terhubung ke Router Bandung.
    • ip address 11.11.11.10 255.255.255.252: Alamat IP untuk interface serial 2/0.
    • interface fa0/0: Terhubung ke jaringan lokal Surabaya.
    • ip address 192.168.3.1 255.255.255.0: Alamat IP dan subnet mask untuk interface FastEthernet. Ini adalah gateway untuk jaringan 192.168.3.0/24.

2. Konfigurasi Static Route:

  • Router Jakarta:
    • ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.10.10.10: Untuk mencapai jaringan 192.168.2.0/24 (Bandung), Router Jakarta harus mengirim paket melalui interface serial 2/0 ke alamat IP 10.10.10.10 (Router Bandung).
    • ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 10.10.10.10: Untuk mencapai jaringan 192.168.3.0/24 (Surabaya), Router Jakarta juga harus mengirim paket melalui Router Bandung (10.10.10.10). Ini karena Jakarta tidak terhubung langsung ke Surabaya.
    • ip route 11.11.11.0 255.255.255.252 10.10.10.10: Ini adalah rute statis untuk mencapai jaringan antara Router Bandung dan Surabaya.
  • Router Bandung:
    • ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 10.10.10.9: Untuk mencapai jaringan 192.168.1.0/24 (Jakarta), Router Bandung harus mengirim paket melalui interface serial 2/0 ke alamat IP 10.10.10.9 (Router Jakarta).
    • ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 11.11.11.10: Untuk mencapai jaringan 192.168.3.0/24 (Surabaya), Router Bandung harus mengirim paket melalui interface serial 3/0 ke alamat IP 11.11.11.10 (Router Surabaya).
  • Router Surabaya:
    • ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 11.11.11.9: Untuk mencapai jaringan 192.168.2.0/24 (Bandung), Router Surabaya harus mengirim paket melalui interface serial 2/0 ke alamat IP 11.11.11.9 (Router Bandung).
    • ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 11.11.11.9: Untuk mencapai jaringan 192.168.1.0/24 (Jakarta), Router Surabaya harus mengirim paket melalui Router Bandung (11.11.11.9).
    • ip route 10.10.10.0 255.255.255.252 11.11.11.9: Ini adalah rute statis untuk mencapai jaringan antara Router Jakarta dan Bandung.

 

Kesimpulan:

Konfigurasi ini menciptakan jaringan yang saling terhubung di mana setiap router memiliki informasi routing statis tentang bagaimana mencapai jaringan lain. Perhatikan bahwa semua rute didefinisikan secara manual, yang merupakan ciri khas static routing. Ini cocok untuk jaringan kecil seperti ini, tetapi tidak praktis untuk jaringan yang lebih besar dan kompleks.







    Previous Post Next Post